Http://hameirein97.blogspot.com

Jumat, 02 Februari 2018

Mirisnya anak bangsa jaman sekarang

Miris anak jaman sekarang
Anak murid bunuh gurunya.
Bagaimana  moral anak bangsa kalau anak didik tak mampu meredamkan emosinya hanya karena gurunya menegur saat ketiduran di jam pelajaran.  Toh bukan dengan kekerasan guru itu hanya menegur dan memberi peringatan untuk tidak tidur di saat jam pelajaran berlangsung.  Bagaimana bangsa bisa maju jika anak bangsa saja sudah tidak memiliki moral dan etika.  Apakah sikap sedemikian dengan kekerasan itu sikap yang pantas sebagai siswa pelajar??
Jika ia mampu membunuh gurunya dengan kekerasan lantas bagaimana dengan orang tuanya???  Sikap seorang anak itu di lihat dari didikan orang tua.  Maka didiklah seorang anak dengan ilmu agama. 
Guru adalah pahlawan yang harus kamu hormati jika ia hanya menegur itu tandanya ia tak ingin muridnya malas-malasan ia ingin ilmu yang ia salurkan dapat mereka terapkan sebagai siswa maka seharusnya mampu menjadi bijak dalam mengambil setiap langkah dan resiko.  Setiap tindakan bukan dengan cara kekerasan.  Orang tua yang sukses mendidik anaknya yaitu seorang anak yang mampu memberikan nilai-nilai moral di kehidupannya dan berlaku bijak dalam setiap tindakan mampu cerdas di setiap langkah yang ia lakukan.  Bukan dengan cara merenggut nyawa seorang guru.

Coretanku untuk catatan di bawah ini 👇

Betapa malangnya seorang guru kesenian SMAN 1 Torju, Kabupaten Sampang. Bekerja sebagai honorer ia harus meregang nyawa di tangan muridnya.

Ahmad Budi Cahyono dikenal sebagai guru multitalenta ini masih menerima gaji di bawah upah minimum kabupaten (UMK) Sampang.

Hal ini diungkapkan, Kepala Dindik Jatim Saiful Rahman usai melayat ke rumah duka, Jumat (2/2/2018).

“Semua berduka dan semua sangat kehilangan. Tadi banyak guru ikut melayat di rumah duka. Nanti kami akan menyampaikan keterangan resmi tekait tragedi di dunia pendidikan ini,” kata Saiful.

Apakah Dindik Jatim akan memberi penghargaan khusus kepada Budi, Saiful belum mau menyinggung soal itu.

Sementara itu, salah satu rekan korban mengaku sangat kehilangan akan sosok guru ini. “Pak Budi itu kreatif. Jago main musik dan seni,” kata salah satu rekan Budi.

Dia sangat prihatin atas musibah yang dialami Budi.

Apalagi sampai kini dia masih berstatus honorer yang hanya menerima gaji Rp 500.000 hingga Rp 600.000.

“Tadi kami nglayat. Kasihan, istrinya hamil 4 bulan. Hamil pertama keguguran dan ini hamil kedua,” ucap rekan guru ini.

Penganiayaan ini mengakibatkan nyawa sang guru, Ahmad Budi Cahyono tak terselamatkan.

Dalam laporan polisi terungkap penganiayaan ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB pada saat sesi jam terakhir .

Guru Budi yang masih berstatus honorer sedang mengajar Mata Pelajaran Seni Rupa di kelas IX tentang Seni Lukis.

Siswa berinisial MH ini tidak mendengar pelajaran yang disampaikan Budi, malah mengganggu teman-temannya dengan mencoret-coret lukisan mereka.

Budi pun menegur siswa yang anak seorang kepala pasar ini. Namun teguran itu tak dihiraukan, malah MH semakin menjadi-jadi mengganggu teman-temannya.

Akhirnya guru Budi menindak MH dengan mencoret pipinya pakai cat warna. MH tidak terima lalu memukul guru Budi.

Kemudian siswa dan guru lainnya melerai dan membawa mereka ke ruang guru untuk menjelaskan duduk perkaranya.

“Saat itu Kepsek tidak melihat adanya luka di tubuh dan wajah P. Budi dan mempersilahkan agar P. Budi pulang duluan. Kemudian Kepsek mendapat kabar dari pihak keluarga P. Budi bahwa sesampainya di rumah, P. Budi istirahat (tidur) karena mengeluh sakit pada lehernya. Selang beberapa saat P. Budi kesakitan dan tidak sadarkan diri (koma) dan langsung dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo-Surabaya,” tulis laporan yang diterima Surya.

Informasi lain menyebutkan, saat guru Budi pulang dicegat MH.

“Jam 03.00 korban telah dibawa pulang keluarganya dari RS Dr Soetomo Surabaya,” kata Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman, Jumat (2/2/2018).

Saiful sangat menyayangkan insiden tersebut. Dia juga prihatin karena peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran di kelas.

Korban dikenal jago musik termasuk biola. Juga ganteng. “Dia guru idola para siswanya. Pinter dan Multi talent dan masih muda. 27 tahun,” ucap Saiful.

Dalam cuitannya di Twitter, Saiful Rachman bertekat akan menuntaskan kasus penganiayaan siswa yang menewaskan guru guru di SMA Tarjon, Sampang.

Menurutnya persoalan ini sangat serius dan harus ditindaklanjuti secara hukum. Saiful pun memention hal itu ke twitter resmi Kemendikbud RI serta Pemprov Jatim.

menuju indonesia maju meningkatkan program pemberantasan hoax

Menuju indonesia maju meningkatkan program pemberantasan  hoax b agaimana cara kita untuk meningkatkan program   tanpa hoax?  apa...